Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Kisruh UU Keamanan, Taiwan Bisa Cabut Status Spesial Hong Kong

image-gnews
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. REUTERS/Ann Wang
Presiden Taiwan Tsai Ing-Wen. REUTERS/Ann Wang
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Meski Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, sudah menyatakan akan membantu warga Hong Kong melawan legislasi UU Keamanan Nasional, Ia mengaku tengah menimbang pencabutan perlakuan spesial untuk negara tersebut. Pencabutan itu akan diterapkan apabila UU Keamanan Nasional Hong Kong jadi diberlakukan.

Adapun perlakuan spesial yang dimaksud adalah kemudahan investasi dan imigrasi. Saat ini, Tsai Ing-wen memberlakukan aturan investasi yang lebih ringan untuk Macau dan Hong Kong agar mereka lebih tertarik berinvestasi di Taiwan dibandingkan di Cina. Selain itu, apabila warga keduanya ingin bekerja di Taiwan, imigrasinya juga akan dipermudah.

"Jika ada perubahan situasi di Hong Kong, maka status spesial itu kami cabut. Kami sendiri berharap Hong Kong tidak sampai ke titik tersebut (UU Keamanan Nasional diberlakukan)," ujar Ing-wen sebagaimana dikutip dari kantor berita Reuters, Senin, 25 Mei 2020.

Diberitakan sebelumnya, Cina tengah menyusun UU Keamanan Nasional Hong Kong untuk merespon makin kuatnya gerakan anti-pemerintah di sana. Adapun UU Keamanan Nasional Hong Kong akan mengatur berbagai hal mulai dari hasutan, ujaran kebencian, pengkhianatan, subversi, kudeta, intervensi asing, dan masih banyak lagi.

Pemerintah Hong Kong telah menyatakan komitmennya untuk mendukung aturan baru tersebut, namun banyak pihak menolak. Penggiat demokrasi dan hak asasi manusia, misalnya, khawatir UU tersebut akan membuat Cina memiliki kendali penuh atas Hong Kong. Dan, ketika Cina memegang kendali penuh, mereka dianggap bisa membungkam kebebasan berpendapat.

Demonstran anti-pemerintah berlarian saat melakukan aksi unjuk rasa di Hong Kong, 24 Mei 2020. REUTERS/Tyrone Siu

Di luar Hong Kong, protes datang dari berbagai negara, mulai dari Amerika hingga Taiwan. Beberapa dari negara tersebut mengancam akan memberlakukan sanksi dagang atau mencabut status spesial Hong Kong seperti yang tengah ditimbang oleh Taiwan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Salah seorang pejabat di Pemerintah Taiwan, yang enggan disebutkan namanya, mengatakan bahwa Ing-wen benar-benar menimbang pencabutan status spesial tersebut. Dan, kata ia, Ing-wen sadar betul bahwa langkah yang ditimbang berpotensi memperkeruh konflik dengan Cina yang berupaya melakukan reunifikasi terhadap Taiwan.

"Ing-wen memberikan pesan yang jelas kepada Cina bahwa Taiwan akan mengintepretasi ulang hubunganya dengan Hong Kong. Ini bisa menjadi perubahan yang fundamental. Kami jujur tak senang melihat itu terjadi," ujar pejabat tersebut.

Langkah yang ditimbang Taiwan serupa dengan yang ditimbang oleh Amerika. Amerika juga berpikir untuk mencabut perlakukan khusus kepada Hong Kong. Sebab, di mata mereka, UU Keamanan Nasional sama saja dengan membuat Hong Kong dipimpin Cina. Amerika tidak ingin memberikan perlakuan spesial kepada Cina.

Menanggapi rencana sanksi dari negara-negara tetangga, Pemerintah Cina menyatakan tidak akan tinggal diam. Mereka berjanji akan membalas jika negara tetangga berusaha menjatuhkan minat investasi ke Hong Kong seiring dengan dibahasnya UU Keamanan Nasional.

ISTMAN MP | REUTERS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

2 jam lalu

Tzuyu TWICE (kedua dari kanan) menghadiri jumpa pers peluncuran produk kecantikan di Jakarta, Sabtu, 3 Mei 2024. Tempo/Yunia Pratiwi
Mampir ke Jakarta Tzuyu TWICE Bagi Makna Kecantikan hingga Pose di Jalur Evakuasi

Tzuyu membagikan beberapa momen saat di Jakarta


Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

5 jam lalu

Salah satu destinasi wisata di Hualien, Taiwan (Pixabay)
Taiwan Beri Subsidi untuk Turis yang Traveling ke Kota Bekas Gempa Hualien dan Taitung

Wisatawan yang melakukan tur mandiri di Hualien dan Taitung Taiwan dapat menerima subsidi hingga Rp 494 ribu.


Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

10 jam lalu

Bendera Korea Utara berkibar di samping kawat berduri di kedutaan besar Korea Utara di Kuala Lumpur, Malaysia, 9 Maret 2017. [REUTERS / Edgar Su]
Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.


Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

20 jam lalu

Ilustrasi gelombang panas ekstrem.[Khaleej Times/REUTERS]
Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.


Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Taman Merlion, Singapura. REUTERS/Edgar Su/File Photo
Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.


Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Booth BYD di PEVS 2024. (Foto: Gooto/Dimas Prassetyo)
Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.


Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan tol runtuh pada Rabu dini hari di Guangdong, Cina. Wang Ruiping/Xinhua
Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang


Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Chen Qing Chen. Doc. BWF.
Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.


Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Sebuah kapal berbendera Filipina (tengah) dihadang oleh kapal Penjaga Pantai Cina (kanan)dalam insiden yang mengakibatkan tabrakan antara kedua kapal, di perairan sengketa Laut Cina Selatan dalam tangkapan layar yang diperoleh dari video selebaran yang dirilis pada 22 Oktober 2023. Penjaga Pantai Cina/Handout melalui REUTERS
Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air


Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Bendera AS dan logo TikTok terlihat melalui pecahan kaca dalam ilustrasi yang diambil pada 20 Maret 2024. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration/File Photo
Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.